Pengertian dari Permintaan dan Penawaran:
Permintaan dalam istilah
ekonomi disebut demand adalah jumlah barang dan jasa yang berbeda di pasar
dengan harga tertentu dan pada waktu tertentu yang akan dibeli oleh konsumen.
Penawaran adalah setiap
produsen yang menghasilkan barang dan jasa tertentu dengan maksud untuk
memperoeh keuntungan dengan cara menjual hasil produk tersebut.
Hukum:
Hukum
permintaan adalah hukum yang menjelaskan adanya hubungan yang bersifat negatif antara
tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah
barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta
meningkat.
Dengan
demikian hukum permintaan yang berbunya:
“Semakin turun tingkat harga, maka semakin
banak jumlah barang yang tersedia diminta dan sebaliknya semakin naik tingkat
harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada
hukum permintaan berlaku pada asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau factor-faktor selain harga tidak beruah dan
dianggap tetap.
Bahwa
semakin tinggi harga, jumlah barang yangditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin
rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang
disebut Hukum Penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah
barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hokum penawaran
berbunyi:
“Semakin tinggi
harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia
ditawarkan.”
Hokum
penawaran akan berlaku apabila factor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran
tidak berubah.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi :
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain:
- Tingkat pendapatan seseorang / masyarakat
- Selera penduduk
- Jumlah penduduk
- Harga barang yang dituju
- Fluktuasi ekonomi
- Faktor lain seperti harapan, hubungan social dan politik
Besar kecilnya
permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan
berlaku bila factor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan
yang tetap atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus.
Dalam keadaan seperti
itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan
perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alferd
Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antar harga terhadap
permintaan disebut sebagai Hukum Permintaan.
Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain:
- Tujuan produks
- Biaya produksi dan ongkos
- Harga barang yang dituju
- Harga barang subsitusi
- Teknologi yang digunakan
- Lain hal yaitu faktor social / politik
Apabila terhadapperubahan harga barang
yang dituju, sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti:
tujuan produksi, biaya produksi dan ongkos, harga barang yang dituju, harga
barang subsitusi, teknologi yang digunakan dan hal yang tidak berubah. Maka penawaran
akan ditentukan oleh harga, jadi besar kecilnya junlah barang/jasa yang
ditawarkan tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alferd Marshall
perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut Hukum Penawaran.
Pendekatan Perilaku
Konsumen
1. Pendekatan
Kardinal
Pendekatan Kardinal atau asumsi
memiliki dasar sebagai berikut :
- Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukuran
- Makin banyak barang yang dikonsumsi makin besar kepuasan
- Terjadi hukum The Law of Deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasa setiap satu-satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping Marginal Utility Curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum gossen.
- Tambahan kepuasan atau tambahan 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal sedangkan jika konsumen tidak memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka konsumen akan membayar dengan harga murah.
2. Pendekatan Ordinal
Mendasar pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa
dikuntitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lainnya akan
mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah
dan jenis yang sama, oleh karena itu muncul pendekatan ordinal yng menujukkan
tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent (kurava yang
menggambarkan hubungan antara dua jenis barang dimana konsumen mendapatkan
kepuasan yang sama pada tiap-tiap titik kombinasi kuantitas kedua jenis
tersebut). Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan
barang yang lain lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut.
Konsep
Elastisitas
Tiga konsep elastisitas
yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro:
1. Elastisitas
Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas
harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat
perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan
daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase
perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika
harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Δ Q
ΔP Δ Q P
Eh atau Eh = X
Q P ΔP Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas
harga permintaan
Q adalah Jumlah barang
yang diminta
P adalah harga barang
tersebut
Δ adalah delta atau
tanda perubahan.
2.
Elastisitas Silang
(The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya
tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen,
harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan. Perubahan harga
suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka
elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari
barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat
komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas
silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan
penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti)
maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging
ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan
sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0
Substitusi
Δ Px Qx
Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0
Komplementer
Δ Py Qy
3. Elastisitas
Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan
konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya
pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas
pendapatan.
Elastisitas
pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang
yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——– atau Em
= ——– x ——–
Q Y ΔY Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan
menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan
bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang
akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang,
bila
kan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda
elastisitas tersebut apendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang
berakibatdalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau
superior.
Daftar Pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar