Rabu, 18 Juni 2014

Permintaan dan Penawaran


Pengertian dari Permintaan dan Penawaran:
Permintaan dalam istilah ekonomi disebut demand adalah jumlah barang dan jasa yang berbeda di pasar dengan harga tertentu dan pada waktu tertentu yang akan dibeli oleh konsumen.
Penawaran adalah setiap produsen yang menghasilkan barang dan jasa tertentu dengan maksud untuk memperoeh keuntungan dengan cara menjual hasil produk tersebut.

Hukum:
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat.
Dengan demikian hukum permintaan yang  berbunya:
Semakin turun tingkat harga, maka semakin banak jumlah barang yang tersedia diminta dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”
Pada hukum permintaan berlaku pada asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau factor-faktor selain harga tidak beruah dan dianggap tetap.

Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yangditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut Hukum Penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hokum penawaran berbunyi:
“Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.”
Hokum penawaran akan berlaku apabila factor-faktor lain yang mempengaruhi penawaran tidak berubah.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi :
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain:
  • Tingkat pendapatan seseorang / masyarakat 
  • Selera penduduk 
  • Jumlah penduduk 
  • Harga barang yang dituju 
  • Fluktuasi ekonomi 
  • Faktor lain seperti harapan, hubungan social dan politik 
Besar kecilnya permintaan di tentukan oleh tinggi rendahnya harga, tentu saja hal ini akan berlaku bila factor-faktor yang mempengaruhi permintaan tidak ada perubahan yang tetap atau disebut ada dalam keadaan ceteris paribus.
Dalam keadaan seperti itu, berlaku perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan dan perbandingan lurus antara harga dengan penawaran seperti apa yang dikatakan Alferd Marshall. Yang menyebutkan bahwa perbandingan terbalik antar harga terhadap permintaan disebut sebagai Hukum Permintaan.
 
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain:
  • Tujuan produks
  • Biaya produksi dan ongkos 
  • Harga barang yang dituju 
  • Harga barang subsitusi 
  • Teknologi yang digunakan 
  • Lain hal yaitu faktor social / politik
Apabila terhadapperubahan harga barang yang dituju, sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti: tujuan produksi, biaya produksi dan ongkos, harga barang yang dituju, harga barang subsitusi, teknologi yang digunakan dan hal yang tidak berubah. Maka penawaran akan ditentukan oleh harga, jadi besar kecilnya junlah barang/jasa yang ditawarkan tergantung pada tinggi rendahnya harga. Menurut Alferd Marshall perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut Hukum Penawaran.

Pendekatan Perilaku Konsumen
1.     Pendekatan Kardinal
 Pendekatan Kardinal atau asumsi memiliki dasar sebagai berikut : 
  • Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukuran 
  • Makin banyak barang yang dikonsumsi makin besar kepuasan 
  • Terjadi hukum The Law of Deminishing Marginal Utility pada tambahan  kepuasa setiap satu-satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping Marginal Utility Curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum gossen. 
  • Tambahan kepuasan atau tambahan 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal sedangkan jika konsumen tidak memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka konsumen akan membayar dengan harga murah.


2.    Pendekatan Ordinal
Mendasar pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuntitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lainnya akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama, oleh karena itu muncul pendekatan ordinal yng menujukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent (kurava yang menggambarkan hubungan antara dua jenis barang dimana konsumen mendapatkan kepuasan yang sama pada tiap-tiap titik kombinasi kuantitas kedua jenis tersebut). Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut.

Konsep Elastisitas            
Tiga konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro:
1.    Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Δ Q ΔP Δ Q P
Eh atau Eh = X
Q P ΔP Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah barang yang diminta
P adalah harga barang tersebut
Δ adalah delta atau tanda perubahan.

2.    Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)Elastisitas silang (Ec)
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan. Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0 Substitusi
Δ Px Qx

Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0 Komplementer
Δ Py Qy



3.    Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——–
Q Y ΔY Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila
kan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut apendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatdalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.




Daftar Pustaka:  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar